Cari Blog Ini

Translate

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
Jumat, 15 Februari 2013

Kuliah dengan Nilai IP tinggi (pengalaman gua)

13289256191227439997 
Pengalaman yg gua alamin di saat Kuliah semester pertama  -_-

“Eh.. nilai IP mu semester ini berapa?” tanya salah seorang teman padaku. Belum sempat aku menjawab , ia pun melanjutkan “IP ku semester ini rendah deh. Kok bisa ya yang lain dapat nilai lebih tinggi dari pada aku. Ga adil nih dosen ngasih nilai,” cetusnya padaku

Aku pun hanya bisa diam dan menyimak segala keluhannya yang salah alamat itu. Tapi gua merasakan nya juga (padahal gua lebih parah dari pada dia). Menanggapi keluhannya itu aku pun hanya berkata,”Ya terima sajalah, mungkin kapasitas kita emang sudah segitu. Mau bagaimana lagi. Kalau mau komplain, ya samperin aja dosennya.”

Itulah keluhan umum yang sering dilontarkan oleh teman-temanku termasuk aku sekali-kali jika sudah pembagian KHS (kartu hasil studi) di akhir semester perkuliahan. Setiap orang memiliki kesannya masing-masing terhadap nilai yang didapatnya. Ada orang yang puas, ada yang tidak puas, ada yang cuek dan tak sedikit ada yang iri dengan nilai bagus yang diraih oleh orang lain.

Tampaknya sebuah nilai berharga sekali bagi hampir setiap mahasiswa. Ya tentu saja berharga karena nilai yang bagus juga membuktikan bahwa mahasiswa itu cukup berprestasi di kampusnya. Dengan begitu ia pun tidak hanya membuat dirinya bangga, tetapi juga membuat orang disekitarnya bahagia terutama kedua orang tuanya.  Selain itu dengan nilai yang tinggi juga akan bisa membuat mahasiswa tersebut lebih cepat menyelesaikan studinya.

Lalu pertanyaannya nilai IP tinggi yang bagus itu apakah juga seirama dengan tingkat kualitas intelektual si mahasiswa itu. Tingkat kemampuan mahasiswa itu beragam, ada mahasiswa yang  saat perkuliahan ia pasif, tapi ketika ujian nilainya yang paling tinggi. Ada mahasiswa yang pas saat perkuliahan sangat aktif berdiskusi dan berpendapat, tapi nilai akhirnya malah rendah. Entah apa yang menjadi standar penilaiannya sehingga bisa demikian. Bahkan ada pula mahasiswa yang pasif dan sama sekali buta akan materi mata kuliah, namun malah dapat nilai yang bagus.

Tentu saja hal yang terakhir itu kemungkinan besar didapat dari hasil mencontek. Tidak peduli mengerti atau tidak inti mata kuliah yang sedang dipelajari, yang penting bisa lulus dengan nilai yang bagus itu sudah cukup. Makanya nyontek pun menjadi pilihan utama. Ini adalah realita yang terjadi disekitarku.

“Ilmunya terserap atau tidak itu tidak jadi masalah, yang penting nilai yang paling utama,” begitu kata beberapa kawan-kawan ku. Beberapa orang ini memang tidak sepenuhnya mengerti dengan materi di perkuliahan, bahkan ada pula yang buta sama sekali. Nilai adalah orientasi utama mereka.
Apapun akan dilakukan demi mendapatkan nilai yang tinggi. Salah satunya adalah dengan  selalu hadir di setiap perkuliahan, biasanya sang dosen pun akan membantu mereka dalam masalah nilai. Jikalau nilai ujian yang didapati ternyata rendah.

Bukannya sok idealis, namun menurutku percuma saja jika nilai kita tinggi, tetapi kita tidak memahami inti mata kuliah yang dipelajari itu. justru aku malah merasa terbebani jika harus mendapat nilai yang tinggi, padahal materi mata kuliahnya saja aku hanya mengerti sedikit.

Makanya aku lebih senang mendapatkan nilai yang standar-standar saja, tidak terlalu menonjol. Karena aku ini bukan orang yang terlalu pintar dan pandai di kelas. Hanyalah seseorang mahasiswa  biasa dan tidak menonjol yang mencoba untuk memahami dan belajar.

Jadi untuk masalah nilai, mau bagus mau tidak, aku tidak mempermasalahkannya namun aku agak sedikit kecewa dengan apa yg telah ku perjuangkan hasil nya tidak seperti bayangan ku . tapi yasudahlah Yang penting ilmunya aku paham walaupun tidak sepenuhnya mengerti

Tidak ada yang salah sebenarnya  keinginan seseorang untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Nilai yang tinggi bisa dijadikan patokan bagi kita untuk terus berprestasi setinggi-tingginya. Bukan maksud untuk menggurui, namun setidaknya jangan sampai kita melupakan esensi pendidikan itu lalu hanya mengejar nilainya bukan ilmunya
(Dalam kenyataan nya di semester 1 tanggal 22-1-2013 gau mendapat kan IP rendah di bawah 3 tp mau gimana lg gua akan tetap berusaha walaupun beresiko besar)

1 komentar:

  1. Mindset kaka gak bisa berdamai kalo hanya membahas hal kecil macam manusia2 peraih IPK.

    BalasHapus